_.::jasmine::._ Newbie 3
Jumlah posting : 44 Reputation : 3 Join date : 28.07.09 Lokasi : %**Dayeuh**% Job/hobbies : cuci piring Humor : ('- Dunia milik berdua'-)
| Subyek: Cerpen cinta "Aku masih mencintai mu" 12th August 2009, 22:42
| |
| AKU MASIH MENCINTAIMU...
“Nih anak baru nyebelin banget, sih!” batinku dalam hati. Baru 3 hari duduk denganku saja, ia sudah mematahkan 2 penggaris dan menghilangkan 3 pensilku. Lama-lama isi kotak pensilku bisa habis hanya untuknya. "Lagian, beli pensil aja gak bisa. Dasar gak modal !!" “Rhol, mana pensil yang lo pinjem kemaren?” tagihku. “Gak tau, ilang kali!” Santai banget! Memangnya aku membelinya tidak memakai uang ? Pensil itu mahal tau ! Berarti, ia sudah menghilangkan 4 pensilku. Cowok buduk !Pak Rizky, sang guru biologi, sudah datang. Kalau aku marah-marah sekarang sama saja cari mati. Lebih baik aku menyimpan semua unek-unekku untuk istirahat nanti. Lihat saja !Seperti biasa, pelajaran biologi dimulai dengan mencatat. Saat sedang asyik mencatat, akun melihat sebuah tangan menyambar kotak pensilku sambil berkata, “Pinjem pensil, dong!” “Gak boleh!” kataku tegas. Aku mengambil kotak pensilku kembali. Enak saja ! Sudah menghilangkan pensilku, sekarang ingin pinjam pulpen lagi ? No way ! “Pelit banget, sih!” protesnya. Ia merebut kotak pensilku lagi. Aku merebutnya kembali. Begitu terus , hingga aku merasakan tanganku merebut kotak pensil lebih dari 10 kali. “Lo nyebelin banget, sih! Makanya beli, dong! Jangan minjem mulu!” kataku setengah berteriak.Detik itu juga aku merasakan seisi kelas menatap ke arah kami. “Apa lihat-lihat? Gak tau orang lagi marah apa?” bentakku.Beberapa temanku meringis dan memberi isyarat agar aku menatap ke depan.Aku mendapati Pak Rizky menatapku marah di balik kacamatanya. Ia melipat kedua tangan di depan dada. OMG! Saking kesalnya, aku melupakan kehadiran Pak Rizky. Arhol hanya menahan tawa di sampingku. Huh! “Fanny, kenapa kamu teriak-teriak begitu?” teriaknya marah. “Ini di ruangan kelas, bukan di hutan!" Gawat! “Ma.. Maaf, Pak! Gak sengaja!” jawabku terbata-bata. “Gak sengaja kamu bilang? Sekarang kamu keluar! Cepat!” * “Kenapa, lo? Suntuk banget!” tanya Nikki kepadaku. “Tuh, si Arhol! Nyebelin banget!” “Arhol lagi? Gue bingung deh kenapa lo benci banget ma dia! Dia kan ganteng, pinter, lucu lagi!” “Makanya, periksa mata! Segitu dibilang ganteng, jeleknya gimana?” Nikki hanya tertawa. Hari demi hari berlalu. Aku sudah jarang beradu mulut dengan Arhol. Sebaliknya, kami menjadi teman yang akrab. Baru kusadari ia teman yang sangat menyenangkan.Hingga suatu saat, aku merasakan sesuatu yang sangat berbeda. Benar juga kalau benci dapat berubah menjadi cinta. Seperti yang kurasakan. Esoknya,“Fan, gue pengen ngomong sesuatu,” katanya penu misteri. “Apa?” kataku deg-deg-an. Biasanya, kalau seorang cowok ingin bicara sesuatu dengan cewek mereka akan mengungkapkan . . . . . “Lo jelek banget!” katanya yang membuat harapanku pupus sekaligus kesal. Aku cemberut. “Gue sayang elo!” DAMN! WHAT? Aku gak salah dengar, kan? Aku tidak tahu harus berkata apa. 3 kata tadi membuatku tidak bisa berkata-kata saking shock-nya. “Mau jadi pacar gue, gak?” tanyanya lagi yang makin membuatku lemas.
Detik demi detik berlalu dan aku belum memberikan jawaban. “Fanny…. Jawab, dong!” “Emm . . “ “Shock yah baru ditembak cowok ganteng?” tanyanya, narsis. Tapi yang ia katakan memang benar. “Huuuu.. Narsis!!” ejekku setelah aku berhasil menemukan suaraku kembali.“So? Gimana? Harus mau!” katanya, memaksa.Aku mencibir. “Mau, kan?”Aku mengangguk dan berakhirlah semuanya.Aku bermaksud untuk menceritakan semua ini kepada Nikki. Tapi, aku tidak sanggup setelah ia mengucapkan sesuatu yang sangat menyakitkan.“ Arhol tuh keren banget! Kayaknya gue naksir, deh!”Aku hanya diam. “Lo bantuin gue ngedeketin dia , yah?” aku hampir tersedak. Itu tidak mungkin aku lakukan. Aku baru saja mendapatkan cintaku dan aku sangat menyayanginya. Tapi, ini temanku sendiri. Aku tidak mungkin menyakitinya. Aku mengangguk menyanggupi.
Esoknya, aku mendekati Arhol dan menjalankan tugasku atau lebih tepat disebut pengorbanan.“Rhol,” “Yup, knp, Fan?” “Lo tau alasan gue mau nerima lo?” “Karena lo sayang gue. Ya, kan?” “Salah.. Karena gue cuma mau manfaatin lo! Gue gak pernah benar-benar sayang ma elo!” kataku, berusaha menahan tangis.Ia tampak tertekan dan sangat sakit. Ia pun berdiri. “Jadi, selama ini kamu nipu aku? Kamu kira itu perbuatan hebat? Aku gak nyangka dan nyesel banget!’ ia berlalu dan meninggalkanku. Aku benci semua ini.
Sekarang, Arhol menjauhiku, Ia tidak duduk denganku lagi. Tidak ada canda tawa seperti dulu. Arhol tidak pernah tahu apa yang aku rasakan. Ia tidak pernah tau kalau aku mash mencintainya,. Ia tidak pernah tahu kalau aku hanya berkorban untuk teman yang aku sayangi. Dan, andai Nikki tau kalau sebelumnya Arhol sudah menjadi milikku.
Sudahlah! Semua sudah berlalu! Aku hanya bisa menatap mereka dari jauh sambil berpegangan tangan dan berdoa untuk hubungan mereka.Aku masih mencintaimu,.... |
|